Thursday, 18 June 2015

ABSOLUTION (2015)

ABSOLUTION (2015)


Director: Keoni Waxman
Writers: Keoni Waxman, Richard Beattie
Stars: Steven Seagel, Vinnie Jones, Byron Mann, Josh Barnett, Maria Bata, Sabina Barnduse, Adina Stetcu, Massimo Dobrovic. 

SINOPSIS MENGENAI FILM ABSOLUTION (2015)\

Film action barat berjudul "Absolution" ini merupakan film yang bercerita tentang seorang pria bernama John Alexander (Steven Seagel) yang merupakan seorang pembunuh bayaran yang menolong seorang wanita bernama Nadia (Adina Stetcu). Nadia yang mencoba melarikan diri untuk menyelamatkan diri dari seorang bos mafia yang melakukan bisnis perdagangan manusia serta memiliki relasi politik yang kuat. John bersama dengan temannya Chi (Byron Mann) melakukan upaya penyelamatan terhadap Nadia agar selamat.


Sumber:
http://sinopsisfilem21.blogspot.com/

RUN ALL NIGHT (2015)

RUN ALL NIGHT (2015)


Director: Jaume Collet-Serra
Writers: Brad Ingelsby
Stars: Liam Neeson, Genesis Rodriguez, Vincent D'Onofrio, Ed Harrid, Boyd Holbrook, Common, Nick Nolte, Joel Kinnaman, Patricia Kalember. 

SINOPSIS MENGENAI FILM RUN ALL NIGHT (2015)

Film barat action berjudul "Run All Night" ini adalah film yang menceritakan tentang seorang pembunuh bayaran bernama Jimmy Conton (Lia, Neeson) dengan julukan The Gravedigger (penggali kuburan). pada usianya di 55 tahun, Jimmy merasa selalu dihantui dengan berbagai dosa-dosa masa lalunya. dengan hal tersebut yang menghibur Jimmy saat itu adalah dengan alkohol. 

Anaknya Mike (Joel Kinnaman) yang sudah lama terpisah dari Jimmy, tiba-tiba menjadi target pembunuhan. dengan mengetahui hal itu, Jimmy harus berjuang dan berusaha dengan menyelamatkan keluarganya yang telah lama ia tinggalkan. Mike juga mencoba mencari pelaku dan harus melindungi istri dan anaknya. lalu diketahui, seorang bernama Shawn Maguire (Ed Harris) yang merupakan sahabat Jimmy sekaligus seorang bos mafia yang ingin membunuh Mike. Keadaan ini membuat Jimmy harus siap kembali ke masa lalunya.


Untuk mendownload film tersebut, saya sediakan link-nya.
Cara mendownload:
  1. Klik link download
  2. Maka akan muncul halaman AdFly. Tunggu hingga 5 detik. lalu pilih skip add di pojok kanan atas. 
  3. Lalu halaman akan muncul vai idup.in. kemudian pilih "Create Download Link" yang berada di kotak hijau.
  4. kemudian pilih link yang berada di dalam kotak. dan link tersebut berwarna biru.
Sumber:
  1. http://sinopsisfilem21.blogspot.com/
  2. http://ganool.com/











Sunday, 7 June 2015

Materi Kimia Organik


  1. Aldehida dan Keton 
  2. Alkana, Alkena, Alkuna, dan Alkadiena
  3. Alkil Halida
  4. Alkohol
  5. Amina
  6. Asam Karboksilat
  7. Benzena 
  8. Eter
  9. Halogenalkana (Alkil Halida)
  10. Hidrokarbon, Isomer Struktur, Alkana
  11. Karbohidrat
  12. Lemak
  13. Senyawa Aromatik

Materi Kimia Fisika


  1. Bahan Ajar Kimia Fisika
  2. Kesetimbangan Kimia 
  3. Kinetika Kimia 
  4. Laju Reaksi 
  5. Sifat-Sifat Koligatif Larutan 
  6. Sistem Koloid

Materi Bahasa Inggris


  1. Longman toefl materials connectors

Materi Pendidikan Pancasila


  1. Makalah Implementasi  Nilai Sejarah Pancasila Dalam Membangun Pribadi Berkarakter

Materi Kalkulus 1


  1. Diferensiasi 
  2. Limit Fungsi 

Materi Kimia Analisa


  1. Argentometri
  2. GCMS
  3. Gravimetri
  4. Iodo-Iodimetri
  5. Kromatografi
  6. Metode Titrimetri
  7. Pemisahan Kation 
  8. Permanganometri
  9. High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
  10. Nuclear Magnetic Resonance
  11. Spektro UV-VIS
NB: Untuk mendownloadnya bisa klik langsung nama materinya :)

Materi Kimia Dasar


  1. Asam dan Basa
  2. Kinetika Kimia 
  3. Stoikiometri
  4. Koloid
  5. Konsep Larutan
  6. Sifat Atom dan Keperiodikan
NB: Untuk mendownloadnya bisa klik langsung nama materinya :)

Thursday, 4 June 2015

Laporan Praktikum Asidi-Alkalimetri

Untuk lebih jelasnya dapat didownload disini.


BAB III
ASIDI - ALKALIMETRI

I.     TUJUAN PRAKTIKUM
1.      Mahasiswa dapat menjelaskan proses titrasi asidi-alkalimetri.
2.      Mahasiswa mampu menghitung konsentrasi sampel dengan metode asidi-alkalimetri.

II.  DASAR TEORI
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak dikenal. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa - volum larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi (Day Underwood, 1999).
Salah satu cara dalam penentuan kadar larutan asam basa adalah dengan melalui proses titrasi asidi-alkalimetri. Cara ini cukup menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitian dan ketepatannya juga cukup tinggi.
Titrasi asidi-alkalimetri dibagi menjadi dua bagian  yaitu asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan standar asam untuk menentukan basa. Asam-asam yang biasanya dipergunakan adalah HCl, asam cuka, asam oksalat, asam borat. Sedangkan alkalimetri merupakan kebalikan dari asidimetri yaitu titrasi yang menggunakan larutan standar basa untuk menentukan asam.
Pada percobaan ini adalah penentuan kadar dengan metode asidi-alkalimetri menggunakan indikator phenopthalein dan metil jingga, hal ini dilakukan karena jika meggunakan indikator yang lain, adanya kemungkinan trayek pH-nya jauh dari titik ekivalen.
Beberapa contoh larutan indikator antara lain adalah fenolptalin (pp) yang memberikan warna pink dalam lingkungan basa dan tidak berwarna dalam lingkungan asam, dan metil orange yang memberikan warna merah dalam lingkungan asam dan kuning dalam lingkungan basa. Perubahan warna indikator ini terjadi dalam rentangan pH tertentu yang disebut trayek pH. Sebagai contoh, indikator pp memiliki trayek pH : 8,0 – 9,6, dan indikator mo memiliki trayek pH : 3,1 – 4,4 (Rubinson, Judith F & Rubinson, Kenneth A, 1998:229)
Titrasi dilakukan dengan cara volume zat penitrasi (titran) yang digunakan untuk bereaksi dengan zat yang dititrasi (titrat). Jika konsentrasi salah satu diketahui, maka konsentrasi/kadar zat lain dapat dihitung. Dalam titrasi dikenal titik ekivalen dan titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi adalah titik pada saat titrasi diakhiri/dihentikan. Dalam titrasi biasanya diambil sejumlah alikuot tertentu yaitu bagian dari keseluruhan larutan yang dititrasi kemudian dilakukan proses pengenceran (W Haryadi, 1990). Pengenceran adalah proses penambahan pelarut yg tidak diikuti terjadinya reaksi kimia sehingga berlaku hukum kekekalan mol. Untuk mengetahui titik ekivalen secara eksperimen biasanya dibuat kurva titrasi yaitu kurva yang menyatakan hubungan antara –log [H+] atau –log [X-] atau –log [Ag+] atau E (volt) terhadap volum (W. Haryadi, 1990).
Indikator dalam asidi-alkalimetri menurut Oswaltd adalah asam organik lemah atau basa organik lemah yang warna molekulnya berbeda dengan warna ionnya.
Hind                     H+ + Ind-
Ind OH                OH- + Ind-
Warna molekul     warna ion
Setiap indikator asam basa mempunyai daerah trayek pH tertentu. Pemilihan indikator didasarkan pada pH larutan yang berada pada titik ekivalen. (Harjadi, 1986).
Tabel III.1 Indikator dengan trayek pH-nya
Indikator
Perubahan warna
Trayek pH
Timol biru
Merah-kuning
1,2-2,8
Metil orange (MO)
Merah-kuning
3,1-4,4
Metil merah (MM)
Merah-kuning
4,2-6,2
Brotimol biru (BTB)
Kuning-biru
6,0-7,6
Fenoftalein (PP)
Tak berwarna-merah ungu
8,0-9,6
Sumber: David Harvey, (2000).





















III.    ALAT DAN BAHAN
1. Alat
 




(a)                                                        (b)

                                                                                    


(c)                                                      (d)
 




                        (e)                                                       (f)


                                                                             

                      (g)                                                      (h)


 




                       (i)                                                        (j)
Gambar III.1 Alat-Alat Praktikum Asidi-Alkalimetri
Keterangan:
a.         Pipet tetes.
b.        Beaker glass.
c.         Labu Erlenmeyer.
d.        Ball filler.
e.         Pipet ukur.
f.         Corong.
g.        Statif
h.        Klem.
i.          Buret.
j.          Pipet volume.

2. Bahan


a.         Larutan HCl.
b.        Larutan Na2CO3.
c.         Larutan H2C2O4.
d.        Larutan NaOH.
e.         Larutan CH3COOH.
f.         Indikator PP.
g.        Indikator Metil Orange.
h.        Aquades


IV. SKEMA KERJA
1.      Larutan HCl dengan Na2CO3
Larutan standar
Na2CO3
 



             + indicator metil merah
Titrasi dengan HCl
Catat volume HCL yang dipakai
 





Gambar III.2 Skema Kerja Standarisasi larutan HCl dengan Na2CO3

2.      Larutan NaOH dengan H2C2O4
Larutan standar
H2C2O4
Titrasi dengan NaOH

 




 + indikator PP


Catat volume NaOH yang dipakai
 




Gambar III.3 Skema Kerja Standarisasi larutan NaOH dengan H2C2O4









3.      Penetapan Kadar Sampel Asam Asetat
Larutan standar
CH3COOH
 



Titrasi dengan NaOH
+ indikator PP


Catat volume NaOH yang dipakai
 




Gambar III.4 Skema Kerja Penetapan Kadar Sampel Asam Asetat
















V. Data Pengamatan
Tabel III.2 standarisasi larutan HCl dengan larutan Na2CO3 0,1 N

Volume Na2CO3
Volume HCl

10 ml
10,3 ml

10 ml
10,1 ml

10 ml
10,4 ml
Rata – rata
10 ml
10,266 ml

Rata - rata =
Diketahui :
1.  Na2CO3
a.       Gram                                = 7,9499 gr.
b.      Volume Na2CO3                   = 1,5 L.
c.       Mr                                    = 105,99 gr/mol.
d.      Ek                                             = 2.
2.  HCl
a.       Volume HCl                     = 20,4 L pekat.
b.                                             = 1,18 gr/L.
c.       Mr                                    = 36,46054 gr/mol.
d.      %                                      = 37,8%.
e.       Ek                                     = 1.

Hitungan:
a.       Perhitungan Molaritas Na2CO3 :
                 Mol Na2CO3 =   .
                 M = .
b.      Perhitungan Normalitas Na2CO3
                       N         = M . ek
                 = 0,05 . 2
                 = 0,1 N
c.       Perhitungan Normalitas  HCl
     NHCl . VHCl                   = NNa2CO3 . VNa2CO3
NHCl . 10,26 ml            = 0,1 N . 10 ml
              NHCl   =
            NHCl     = 0,097 N
d.      Perhitungan Moralitas HCl
N        = M . ek
0,097  = M . 1
M        =  M
M        = 0,097 M

1.      Tulis persamaan yang terjadi!
2 HCl + Na2CO3                      H2CO3 + 2 NaCl

2.      Hitung Molaritas dan Normalitas Natrium Karbonat (Na2CO3) yang dibuat!
Molaritas Na2CO3 = 0,05 M.
Normalitas Na2CO3 = 0,1 N.

3.      Mengapa dalam titrasi ini digunakan metil merah sebagai indikatornya?
Karena pH garam yang dihasilkan (NaCl) mendekati trayek pH indikator metil merah (4.7-6.3).
4.      Berapa pH larutan HCl sebelum titrasi dan saat Titik Ekuivalen?
a.       pH HCl sebelum di titrasi
[H+] =
        =
        = 
        =


pH   = - log [H+]
        = -
        =

b.      pH HCl sesudah di titrasi
      [H+] =
              =
              =
      pH   = - log [H+]
              = -
  =


Tabel III.3 standarisasi larutan NaOH dengan larutan H2C2O4 0,1 N

Volume H2C2O4
Volume NaOH

10 ml
10,2 ml

10 ml
10,2 ml

10 ml
10,2 ml
Rata – rata
10 ml
10,2 ml

Rata - rata = .
Diketahui :
1.  H2C2O4
Gram                                = 9,5558 gr.
Volume H2C2O4                    = 1,5 L.
Mr                                    = 126,07 gr/mol.
Ek                                             = 2.
2.  NaOH
Volume NaOH                 = 2,5 L.
Mr                                    = 40 gr/mol.
Ek                                     = 1.     
Gram NaOH                    = 10,0608 gr


Hitungan:
a.       Perhitungan Molaritas H2C2O4:
          Mol H2C2O4 .
          M = .
b.      Perhitungan Normalitas H2C2O4
             N         = M . ek
                      = 0,05 . 2
                      = 0,1 N
c.       Perhitungan Normalitas NaOH
N H2C2O4 . V H2C2O4   = N NaOH. VNaOH
0,1 N . 10,2 ml        = N NaOH  . 10 ml
          N NaOH              =  N
          N NaOH              = 0,102 N
d.      Perhitungan Molaritas NaOH
N NaOH          = M . ek
          0,102   = M . 1
          M         = 0,102 M
1.      Tulis persamaan yang terjadi!
2 NaOH + H2C2O4            Na2C2O4 + 2 H2O
2.      Selain asam asetat, senyawa apa yang dapat digunakan sebagai standar primer?
Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa - volum larutan). Contoh :
a)      Arsen Trioksida (As2O3).
b)      Asam Benzoat.
c)      Kalium Bromate (KBrO3).
d)     Kalium Hydrogen Phtalat (KHP).
e)      Na2CO3.
f)       NaCl.
Tabel III.4 penetapan kadar asam asetat

Volume CH3COOH
Volume NaOH

10 ml
4,6 ml

10 ml
4,3 ml

10 ml
4,6 ml
Rata – rata
10 ml
4,5 ml

Hitungan:
a.       Perhitungan Molaritas CH3COOH:
                 MolNaOH .
                 M = .
                 MCH3COOH . VCH3COOH   = MNaOH VNaOH
                 MCH3COOH . 10 ml         = 0,1M . 4,5 ml
                 MCH3COOH                     =
                 MCH3COOH                     = 0,045M.
b.      Perhitungan Normalitas CH3COOH
N = M . ek
     = 0,045 . 1
     = 0,045 N
c.       Perhitungan Molaritas NaOH
M NaOH      = 0,1 M
d.      Perhitungan Normalitas NaOH
NNaOH        = M . ek
                 = 0,1 . 1
                 = 0,1 N

1.      Tulis persamaan yang terjadi!
NaOH + CH3COOH                    CH3COONa + H2O


2.      Mengapa digunakan indikator PP?
Karena trayek pH yang dihasilkan CH3COONa mendekati trayek pH indikator PP (8-9,6) dan pada keadaan asam indikator PP tidak berwarna dan pada keadaan basa berwarna merah muda, sehingga cocok untuk titrasi asam oleh basa.






VI. Pembahasan
1.      Percobaan 1:
HCl
(ml)
Gambar III.5 Titrasi asam kuat dengan basa kuat
Pada reaksi titrasi ini menghasilkan garam NaCl yang pH-nya mendekati 7, karena NaCl terbentuk dari Na2CO3 yang merupakan basa kuat dengan HCl yang merupakan asam kuat. Titik akhir pada reaksi ini ditandai dengan adanya perubahan warna pada larutan Na2CO3 dari orange bening menjadi orange keruh hampir merah bata yang sebelumnya telah ditetesi indikator metil orange.  











2.      Percobaan 2:
H2C2O4
(ml)
Gambar III.6 Titrasi asam lemah dengan basa kuat
Reaksi titrasi antara NaOH dengan H2C2O4, dalam reaksi ini H2C2O4 sebagai titrat dan NaOH sebagai titran. Pada reaksi titrasi ini menghasilkan garam Na2C2O4 yang pH-nya lebih dari 7, karena Na2C2O4 terbentuk dari titrasi antara NaOH dan H2C2O4, merupakan campuran dari basa kuat (NaOH) dengan asam lemah (H2C2O4). Yang mana titik akhir pada reaksi ini ditandai dengan adanya perubahan warna pada larutan Na2C2O4 dari bening menjadi ungu yang sebelumnya telah ditetesi indikator PP.





3.      Percobaan 3:
CH3COOH
(ml)
Gambar III.7 Titrasi asam lemah dengan basa kuat
Pada reaksi titrasi ini menghasilkan garam CH3COONa yang pH-nya mendekati 8, karena CH3COONa terbentuk dari NaOH yang merupakan basa kuat dengan CH3COOH yang merupakan asam lemah. Titik akhir pada reaksi ini ditandai dengan adanya perubahan warna pada larutan CH3COONa dari bening menjadi ungu yang sebelumnya telah ditetesi indikator PP.
Dari percobaan ini didapatkan konsentrasi NaOH sebesar 0,1 N.









VII. Kesimpulan dan Saran
A.    SIMPULAN
a.       Dalam percobaan, menggunakan indikator asam basa yang sesuai memungkinkan asumsi bahwa titik akhir titrasi tepat berada pada titik ekivalennya.
b.      Titik akhir titrasi diakhiri dengan terjadinya perubahan warna pada titrat yang sebelumnya telah ditetesi indikator yang sesuai.

B.     SARAN
a.       Sebelum memulai praktikum, dianjurkan agar setiap praktikan mempelajari dan memahami prosedur kerja, alat dan bahan agar tidak mengalami kesulitan saat praktikum.
b.      Perhatikan dan cermati pada saat proses titrasi berlangsung, saat tetes larutan standar telah mengubah warna indikator secepatnya hentikan titrasi.      

















VIII. DAFTAR PUSTAKA

Day, Underwood. 1999. Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Haryadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia.
----- 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia.
Harvey, David. 2000. Modern Analytical Chemistry. Toronto: John Wiley & Sons.
Rubinson, Judith dan Kenneth A. 1998. Contemporary in Analytical Chemistry. Toronto: John Wiley & Sons.






















IX. LAMPIRAN

 






                                                                      






Gambar III.8 Larutan HCl yang sudah dititrasi dengan Na2CO3



Untuk lebih jelasnya dapat didownload disini.